Ketua TP-PKK Kabupaten Aceh Tamiang, Rita Syntia Mursil (bergamis hitam) sedang menyampaikan penjelasan kepada para pengunjung Anjungan Aceh Tamiang di ajang Festival Kuliner Nusantara 2019 yang diselenggarakan oleh APKASI, 07-10 November 2019. kegiatan tersebut dipusatkan di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

 

Karanganyar – Humas: Tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Tamiang meraih penghargaan sebagai Juara 2 Anjungan Terbaik pada Lomba Kreasi Menu Tradisional, Ahad (10/11/19). Lomba Kreasi Menu Tradisional tersebut merupakan bagian dari ajang Festival Kuliner Nusantara 2019 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang dipusatkan di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sejak 07 s.d. 10 November 2019.

Ketua TP-PKK, Rita Syntia Mursil, yang memimpin delegasi Kabupaten Aceh Tamiang di ajang tersebut mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraannya atas penghargaan yang diraih. Rita menyebutkan, keikutsertaan Aceh Tamiang di acara ini adalah untuk mempromosikan menu tradisional Aceh Tamiang ke tingkat nasional, terutama kepada seluruh Pemerintah Kabupaten se-Indonesia yang mengikuti ajang tersebut.

"Kita (TP-PKK -red), hadir mendukung dan bekerjasama dengan instansi terkait untuk memaksimalkan keikutsertaan Kabupaten Aceh Tamiang di sini. Alhamdulillah mendapat Juara 2 Anjungan Terbaik. Penghargaan ini milik Aceh Tamiang kita," ungkapnya haru.

Rita yang hadir sejak awal kegiatan, turut memberikan penghargaan dan apresiasi kepada seluruh anggota delegasi Aceh Tamiang yang telah bekerja keras, memberikan usaha terbaik, sehingga mampu menampilkan sentuhan terbaik pada anjungan pameran tersebut. "Mereka yang mendesain konsep, mengerjakan, dan menjaga anjungan kita dengan penuh semangat, meski berhari-hari menjaga (anjungan), rela meninggalkan keluarga di rumah untuk mempromosikan, memperkenalkan kuliner khas kita di sini. Karenanya, mereka sangat layak diapresiasi," tuturnya pula.

Dikatakan Rita, promosi dan pengembangan menu-menu tradisional khas Bumi Muda Sedia mesti terus didorong oleh semua pihak, tujuannya supaya makanan asli Aceh Tamiang tersebut dapat terus dinikmati dari generasi ke generasi. Terlebih, Bupati Mursil selaku Kepala Pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang sering menyampaikan, bahwa Aceh Tamiang sebenarnya adalah surga kuliner di Aceh, hanya saja belum dikemas dalam promosi yang menarik dan apik.

Selaku Ketua TP-PKK dan Ketua Dekranasda, Rita, mengatakan dirinya memiliki komitmen yang kuat supaya Aceh Tamiang dapat dikenal sebagai surga kuliner Aceh. Karenanya ia meyakini, promosi dan pengembangan menu kuliner khas Aceh Tamiang dapat membantu meningkatkan sektor kepariwisataan, sebab keduanya saling beririsan, saling terkait satu sama lain. 

Festival Kuliner Nusantara yang digelar di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, dibuka langsung oleh Ketua APKASI, Abdullah Azwar Anas. Dalam sambutan pembukaannya kemarin, Abdullah Azwar Anas yang juga Bupati Banyuwangi, Jawa Timur,  ini mengatakan, festival ini mampu mengangkat potensi kuliner dan olahan dari UMKM yang ada di seluruh Kabupaten di Indonesia.

Di hadapan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, para Bupati, Ketua TP-PKK se-tanah air, serta tamu undangan yang berhadir, Abdullah Azwar Anas menambahkan, kuliner memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi. Bahkan menopangnya saat investasi lesu. Terkait Festival Kuliner Nusantara, ia mendorong daerah lain menginisiasi hal serupa.

“Pemda menjadi fasilitator untuk mengampanyekan produk lokal. Thailand menjadi contoh menarik bagaimana pemerintahnya sukses menarik wisatawan melalui kuliner. Di sana digelar foodstreet (salah satunya) dengan tomyam, khas negeri itu,” katanya.

Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) menyelenggarakan Festival Kuliner Nusantara. Kegiatan ini berlangsung mulai 7 November hingga hari ini, 10 November 2019. Dalam festival ini menampilkan beragam kuliner dan makanan khas daerah, bazar makanan, kompetisi memasak, penampilan seni, dan anjungan pameran yang diikuti oleh 103 Kabupaten dari seluruh wilayah di tanah air. [zuw]