Menjaga keberlangsungan perdamaian Aceh adalah tanggungjawab bersama pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat. Demikian disampaikan Asisten Pemerintahan Amiruddin yang mewakili Bupati Aceh Tamiang saat membuka Dialog Isu Aktual di Aceh Tahun 2021, Rabu (06/10/21), bertempat di aula SKB Karang Baru.

Dikatakan, tugas menjaga perdamaian adalah tugas yang harus diemban sesuai dengan amanah dalam UUD 1945 dan merupakan kesepakatan seluruh masyarakat.

"Konflik yang pernah kita alami, hendaknya dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan pengalaman pahit yang sangat berarti”, ujarnya mengingatkan

Menirukan amanat yang dibacakannya, Amir menjelaskan, sejumlah Peraturan Perundang-Undangan terkait penanganan konflik telah dikeluarkan oleh Pemerintah. Tindaklanjutnya, ialah menjadi tugas bersama melaksanakan dan mengimplementasikannya guna menjaga keberlanjutan perdamaian, pembangunan, serta ketertiban dan ketentraman masyarakat. Karenanya, dibutuhkan kolaborasi peran serta dari semua pemangku kepentingan.

“Sinergi antara Pemerintah dan masyarakat merupakan modal penting bagi terwujudnya kedamaian dan kesejahteraan masyarakat di Aceh,” terang Amiruddin lagi.

Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Kesbangpol, Agusliayana Devita menyampaikan, kegiatan yang mengusung tema “Menangkal Hoaks dengan Memaksimalkan Pesan Damai” ini bermaksud memperkuat koordinasi dan kerjasama antara Pemkab Aceh Tamiang, para pemangku kepentingan dan masyarakat. Dengan itu Devi berharap, keseluruhan unsur tadi bersama-sama dapat mengumpulkan informasi terkait isu aktual serta bersama pula mencari jalan keluar masalah yang terjadi.

“Harapan kami, peran aktif masyarakat dan kapasitas kelembagaan masyarakat lainnya dapat melakukan deteksi dini segala bentuk hoaks (berita bohong) dan ujaran kebencian yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan nama baik seseorang, dan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap Pemerintah sehingga akan menciptakan konflik dan mengganggu perdamaian di Aceh,” pungkas Amir saat membuka acara.

Sebelumnya, laporan Ketua Panitia Nera Gustika menyebutkan, peserta yang ikut berjumlah 50 orang. Mereka terdiri dari berbagai unsur yakni unsur mahasiswa, tokoh pemuda, ormas, jurnalis, aparatur desa, tokoh perempuan dan unsur lainnya.