Ketua TP-PKK Kabupaten Aceh Tamiang, Rita Syntia Mursil, dan Ketua DWP, Arnis Basyaruddin, bersama Ketua Tim Pembina Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga Aceh, Dyah Erti Idawati tengah mendampingi Tim Penilai Asman Toga Kemenkes melakukan penilaian faktual di Kelompok Asman Toga Assyifa 1 Kp. Paya Rahat Kec. Banda Mulia, Kamis (19/09/2019). [dok. Humas 2019]

 

Aceh Tamiang – Humas: Bupati Aceh Tamiang, Mursil, SH, M.Kn bersama Ketua TP-PKK Kabupaten, Rita Syntia Mursil, mendampingi Tim Penilai Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga (Asman Toga) dari Kementerian Kesehatan RI dan Tim Pembina Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga Aceh, pada Kamis (19/10/19) ke Kampung Paya Rahat Kecamatan Banda Mulia. Kunjungan tim penilai dan tim pembina tersebut dalam kegiatan Penilaian Kesehatan Tradisional melalui Asman Toga dan Akupresur Tingkat Nasional Tahun 2019 pada kategori Kota/Desa Terpencil dan Sangat Terpencil.

Bupati Mursil, pada kesempatan tersebut mengapresiasi serta berterima kasih kepada seluruh pengurus dan anggota Kelompok Asman Toga Assyifa 1, Kampung Paya Rahat Kecamatan banda Mulia yang sejauh ini berhasil membawa Kabupaten Aceh Tamiang mewakili Aceh, serta masuk dalam nominasi 4 (empat) besar tingkat Nasional melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga dan akupresur. Atas capaian ini, Bupati mengatakan, ia telah memerintahkan seluruh SKPK untuk ikut membudidayakan tanaman obat keluarga pada halaman masing-masing instansi.

“Kita telah serukan kepada seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah dalam Kabupaten Aceh Tamiang untuk membuat taman tanaman obat keluarga, sebagai langkah awal, membudidayakan supaya bisa diambil manfaatnya. Ini adalah bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam upaya membudidayakan dan membudayakan kembali pemanfaatan tanaman obat keluarga,” demikian ungkap Mursil.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua TP-PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, menceritakan, sebenarnya tanaman obat keluarga sudah ada sejak dulu, digunakan oleh nenek moyang kita untuk mengatasi gangguan kesehatan keluarga, sehingga tradisi ini terus ditekuni oleh mereka. Namun kini, tradisi tersebut sudah sangat jarang kita temui di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya, ia bersama Tim Penggerak PKK Aceh terus berupaya mendorong kembali agar masyarakat kembali aktif memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam Toga. Hal ini, ujarnya, selain untuk estetika, juga untuk penghijauan.

“Mari kita galakkan Asman Toga dan Akupresur, karena sangat besar manfaatnya bagi kesehatan keluarga”, ajak Dyah kepada seluruh yang berhadir.

Ketua Tim Penilai Asman Toga dan Akupresur Tingkat Nasional, dr. Nur Indah, sebelum melakukan penilaian mengatakan, kehadiran mereka ke Kabupaten Aceh Tamiang untuk melakukan verifikasi dan penilaian lapangan terhadap hasil verifikasi dokumen yang telah diterima sebelumnya. Akumulasi hasil penilaian nanti akan digunakan untuk menentukan pemenangnya.

“Aceh Tamiang sudah masuk empat besar. Kita tinggal menunggu penentuan peringkatnya. Mudah-mudahan Aceh Tamiang ditetapkan jadi pemenang berdasarkan kategori wilayah”, ujar Indah.

Indah pun berpesan, jika Aceh Tamiang menjadi pemenang, Tanaman Obat Keluarganya tidak boleh hilang. Ia berujar, Tim Penilai akan kembali berkunjung untuk memantaunya, sehingga diperlukan upaya pendampingan dan pembinaan terus-menerus.

Kegiatan penilaian Asman Toga berlangsung sejak pagi hingga sekira pukul 13.30 WIB. Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Sementara DPRK, Suprianto, unsur Forkopimda dan Forkopimda Plus Aceh Tamiang, Asisten Administrasi Umum Setdakab, Adi Darma, Kadis Kesehatan dr. Catur Haryati, para Kepala OPD, Kabag Humas, Agusliayana Devita, Camat Banda Mulia M. Farij beserta unsur Forkopimcam, para Camat dalam Kabupaten Aceh Tamiang, serta sejumlah tamu undangan lainnya. [des]